oleh

Mediasi Deadlock, Brigade GPI Jawab PT Toba Bara Dengan Aksi Jilid V

FOKUSBERITA.ID – Korlap Aksi Bela Rakyat Gorontalo Utara Jilid V (Aksi Jilid V) M Sifran menegaskan, kedatangan Brigade Gerakan Pemuda Islam (Brigade GPI) ke Kantor PT Toba Bara Sejahtera kali ini adalah jawaban dari tantangan pihak perusahaan. Pada pertemuan sebelumnya, PT Toba Bara berkeras sudah membayar tanah rakyat Gorontalo Utara yang dipakai pembangunan PLTU Tanjung Karang. Mereka mempersilahkan Brigade GPI melakukan aksi kembali jika merasa tidak puas atas jawaban tersebut.

Brigade GPI bersama FUIB, GPJ, Format Buru, Format SBT dan AMPERA kembali mendatangi kantor PT Toba Bara Sejahtera Tbk (PT Toba Bara) di kawasan perkantoran SCBD jalan Sudirman Jakarta, Rabu (14/8/2019) sekitar pukul 13.00 WIB. Aksi Jilid V ini tetap dalam rangka memperjuangkan hak rakyat Gorontalo Utara yang sampai sekarang tanahnya belum dibayar.

“Ini jawaban Brigade GPI bersama aliansi lainnya atas tantangan perwakilan PT Toba Bara sewaktu mediasi. Perwakilan PT Toba Bara berkeras bilang sudah membayar. Tetapi sewaktu kami tanya mana bukti pembayarannya dan kepada siapa dibayarkan, mereka tidak bisa kasih lihat. Sedangkan ahli waris yang sah bawa bukti kalau memang belum pernah jual. Malah menantang kalau tidak terima, silahkan demo kami terus. Sekarang kami datang. Kami tidak akan pernah berhenti memperjuangkan hak rakyat Gorontalo Utara,” kata M Sifran.

Massa aksi sempat ditemui oleh Perwakilan PT Toba Bara yang didampingi oleh pihak pengelola SCBD. Perwakilan PT Toba Bara yang bernama Selamet ini menjelaskan bahwa pimpinan beserta direksi sedang tidak ada di tempat. Jika ingin bertemu, disarankan agar membuat surat permintaan untuk beraudiensi.

“Aksi Jilid V datang kesini bukan untuk audiensi. Kami datang kesini untuk minta jawaban atas pertemuan 18 Juli yang lalu. Katanya mau menunjukkan bukti kalau sudah bayar itu tanah rakyat. Katanya mau dibicarakan ke pimpinan. Mana jawaban pimpinan?” kata Ketua Format Buru Fandi Nacikit.

Slamet juga sempat mengajak Brigade GPI untuk bersama-sama mencari biang kerok permasalahan ini. Jika perusahaan sudah membayar dan pemilik tanah belum menerima uangnya, pasti ada orang yang melakukan kecurangan. Namun massa aksi justru mempertanyakan keseriusan PT Toba Bara. Menurutnya, jika memang serius mencari biang keroknya, hal itu sangat mudah dilakukan perusahaan.

“Kan perusahaan tinggal lihat. Siapa yang membayar, siapa yang menerima. Pasti ketahuan biang keroknya. Saya justru menduga ada permainan orang dalam dan perusahaan enggan membongkarnya,” kata M sifran.

Aksi Jilid V ini sempat mendapat pujian dari perwakilan pengelola SCBD. Dalam menyampaikan aspirasinya selama ini, massa aksi dinilai tetap tertib. Mereka melakukan aksi di pinggir jalan dan tidak memaksa masuk ke wilayah privat (dalam kawasan perkantoran). Agar tidak mengganggu lalulintas jalan raya, massa Aksi Jilid V ini dipersilahkan berorasi tepat di depan kantor PT Toba Bara yang letaknya didalam kawasan SCBD.

Usai berorasi di depan kantor PT Toba Bara, sekitar pukul 15.00 WIB, massa Aksi Jilid V ini bergerak ke Gedung Kemaritiman. Mereka meminta untuk bertemu dengan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), sebagai salah satu pemegang saham. Massa aksi meminta LBP ikut bertanggungjawab karena ikut memiliki saham di PT Toba Bara.

Tak berselang lama, asisten pribadi LBP menemui massa aksi untuk memberitahukan bahwa Menko Maritim tidak dapat menemui mereka karena ada kegiatan. Namun ia menyampaikan bahwa LBP telah berpesan kepadanya agar segera memfasilitasi pertemuan antara PT Toba Bara dengan pihak ahli waris pemilik lahan.

Usai mendapat penjelasan dari asisten pribadi LBP, massa aksi kemudian membubarkan diri. (DVD)

Loading...

Baca Juga