Dari Diskusi Warung Kopi: Tangsel Harus Begini
Ditulis oleh: Tubagus Soleh, Ketum DPP Ormas Kerabat dan Sahabat Kesultanan Banten (Babad Banten).
Ekspektasi Warga Tangsel terhadap Kota dan Warganya sangat tinggi. Mereka menginginkan suatu perubahan yang mendasar wajah Tangsel mendepan. Setidaknya ada suatu “Lompatan” serius dari kemajuan yang sudah dicapai oleh Tangsel dan Warganya.
Dari diskusi warung kopi terungkap suatu keinginan terdalam Tangsel harus memiliki identitas budaya yang tidak terputus dari akar sejarah leluhurnya.
Adalah fakta sejarah, dulu di Tangsel ini merupakan basis Santri. Tempat gemblengan para mujahid dalam perjuangan perintis kemerdekaan serta para mujahid dalam mempertahankan eksistensi sebuah negara Republik.
Tangsel dan Warganya sangat mempesona. Cerdas, Modern dan Religius. Untuk bisa mengeksplorasi kekuatan Tangsel perlu satu kepemimpinan yang kuat, berwawasan dan berkharisma. Kalau hanya mempertahankan Kemajuan yang sudah ada indikator Tangsel bakal mengalami kemunduran yang signifikan.
Dari diskusi warung kopi terungkap juga, bahwa kepemimpinan yang diperlukan oleh warga Tangsel adalah yang berani melakukan lompatan ke depan tanpa beban masa lalu. Siapapun itu bila memiliki beban masa lalu masih akan terjerat oleh pola pikir dan kebiasaan yang sudah membentuk dalam karakter kepemimpinan.
Keinginan warga Tangsel sangat sederhana sebenarnya bila kita simak secara cermat. Mereka hanya ingin suatu identitas yang jelas. Meskipun dengan kebhinekaan yang sudah menjadi keniscayaan tapi perlu satu akar sejarah yang kuat yang menjadi pengikat. Tentunya, hal ini akan terkait dengan sejarah leluhurnya Tangsel Yaitu kesultanan Banten. Mau tidak mau, siapapun yang terpilih nanti harus bisa membaca, mengerti dan memahami dengan baik Sejarah Kesultanan Banten secara utuh.
Bukankah nama Kota Tangerang Selatan sendiri merupakan indikator kesatuan yang utuh dari Kabupaten Induknya kabupaten Tangerang? Dan itu sangat jelas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah tegaknya sebuah Imperium bernama Kesultanan Banten.
Dititik inilah menariknya, Wajah Tangsel yang Kosmopolitan, urban, jasa, bhineka tapi tetap teguh memegang jati diri sebagai mata rantai sejarah leluhurnya.
Kalau secara teknis dari diskusi warung kopi tersebut, Walikota terpilih nanti Perlu membangun Pesantren Internasional di Tangsel sebagai langkah konkrit untuk menjaga nilai-nilai Leluhur. Karena fakta sejarah membuktikan bahwa di Tangsel ini adalah gudangnya pesantren. Untuk masalah teknis warga serahkan mekanisme ke Walikota yang nanti terpilih.
Pesantren ini sebagai simbol budaya, simbol identitas, sekaligus juga sebagai Bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah leluhur Tangsel yaitu kesultanan Banten.
Asyiknya berdiskusi membuat kami lupa minum kopi Jantan yang sudah disaji. Tanpa banyak kalam diskusi warung kopi ini kami akhiri dengan nyeruput kopi Jantan yang nikmat.
Silahkan di spruput kopi Jantannya Brader.