oleh

Demokrasi Ditengah Pandemi. Opini Watik Handayani

Demokrasi Ditengah Pandemi. Oleh: Watik Handayani S.Pd, Komunitas muslimah menulis.

Demokrasi dari kemerdekaan hingga hari ini, ternyata pemahaman demokrasi saat ini di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang berbeda satu dengan lainnya. Sejak era reformasi, ada perubahan politik yang signifikan di Indonesia.

Melihat implementasi demokrasi di era reformasi ini sering disebut sebagai masa-masa euforia kebebasan, kita harus jujur dan rela merupakan cara untuk mengembangkan demokrasi kita yang tidak sehat, sehingga konsep demokrasi yang berulang kali kita kembangkan itu dapat meningkatkan situasi dan segera membawa bangsa ini keluar Dari krisis multidimensi yang terjadi, bahkan ada tanda-tanda semakin memperburuk situasi.

Demokrasi buatan manusia pencetusnya Kamal Attatur. Kena azab Allah karena sudah memporak porandakan sistem Islam yang sudah berjaya selama 13 abad. Karena kelemahan nya umat Islam dalam berfikir dan pengaruh barat yang hedonisme hingga saat ini .

Itupun tidak berlangsung lama baru 100 kurang. Sudah kelihatan bahwa kebobrokan sistem Demokrasi membawa dampak kemaksiatan yang merajalela.

Dimasa pandemi ini sudah banyak pemodal yang gulung tikar. Ditengah wabah pemerintah kelihatan abaikan perasaan masyarakat yang sedang kesulitan. Bahkan makan pun tidak mampu hingga banyak orang meninggal bukan karena wabah tapi tidak dapat makan. Bantuan yang tidak merata dan tidak sesuai harapan harus tidur dijalan. Karena tidak ada tempat tinggal dan ngontrak pun tidak ada uang hingga diusir oleh pemiliknya.

Karena memang Demokrasi tidak sesuai Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan demokrasi . Hanya ada musyawarah bersama untuk menyelesaikan problematika kehidupan. Walaupun masyarakat awam pilihan Demokrasi itu kebebasan berpendapat dan bermusyawarah. Tapi pada hakekatnya hanya digunakan para berkepentingan bisnis penguasa yang memihak kepada para pemodal tidak mempedulikan kebebasan berpendapat para ilmuwan Islam.

Allah SWT berfirman (QS.Ali Imran :159.)

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Berlaku lemah lembut lah kepada semua umat muslim. Dan jangan mencari kesalahan tapi pada kenyataannya kita sebagai pemberi nasehat berdasarkan islam yang benar di bilang Radikal ” Rajin ramah dan berakal”
Ini adalah misi Islam supaya menjadi umat pembawa perubahan menjadi lebih baik. Bebas dengan berkreatifitas dan ber akal cemerlang.

Sementara di dalam Al Qur’an membahas musyawarah di QS.Ash-Shuraa: 38.

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. ”

Dengan ini menuntun umat Islam untuk bergerak maju dan mengimplementasikan garis besar Qur’an dan Sunnah Nabi dan praktek masyarakat yang ada di zaman Nabi dan Sahabat-Sahabatnya. Penggalian musyawarah itu penting bukan berdasarkan Demokrasi buatan manusia yang artinya kebebasan berpendapat hanya kalangan penguasa. Tapi tidak bersahabat tidak sesuai hukum syara’ dan rakyat dirugikan dalam berbagai aspek-aspek kehidupan.

Karena itu penting dan relevan karena dalam Al Qur’an dan kehidupan Nabi para Muslim sebelum kita ada dalam kehidupan masyarakat yang adil, beradab dan menjunjung tinggi nilai persaudaraan yang akan kita dapat pertanggungjawabkan dalam kehidupan sosial di Indonesia.

Loading...

Baca Juga