oleh

Festival Budaya dan Seminar Internasional I La Galigo III Sudah Dibuka

FOKUSBERITA – Satu-satunya karya sastra Bugis klasik yang dapat disebut memiliki identitas yang jelas adalah karya sastra I La Galigo. Festival budaya dan seminar karya sastra yang sudah mendunia ini telah digelar 2 kali sebelumnya.

Tahun ini festival budaya dan seminar internasional I La Galigo III kembali digelar di desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan, Senin sore, (17/12/2018). Festival ini akan berlangsung sampai tanggal 23 Desember 2018.

Acara ini dihadiri Asisten Satu Provinsi Sulawesi Selatan mewakili Gubernur Sulawesi Selatan yang berhalangan datang karena ada kunjungan kerja ke Jepang. Bupati beserta jajaran pemerintah kabupaten Soppeng, tokoh akademisi serta budayawan se Sulawesi Selatan Turut hadir pula peserta dari berbagai negara seperti, Jepang, Belanda, Australia, Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat.

“Karya sastra I La Galigo adalah karya sastra terpanjang di dunia mengalahkan cerita Mahabarata di India. I La Galigo sudah tercatat di UNESCO dalam memori of the World,” kata Bupati Soppeng H Andi Kaswadi Razak SE.

Karya seni atau sastra umumnya berkaitan erat dengan kepekaan manusiawi. Jika kepekaan makin memudar, akan terasa makin hilangnya norma dan peradaban serta nilai-nilai kearifan lokal dalam hidup.

“Seorang manusia dapat diketahui baik dan buruknya tergantung perbuatan dan tutur katanya,” tegas Bupati Sopeng.

Pada kesempatan ini, Asisten Satu Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pembuka acara mengatakan bahwa karya seni ini sudah diakui oleh dunia.

“Di dalam karya seni I La Galigo, juga mengandung literatur dan kolektivitas yang mendunia. Sebagaimana yang telah difilmkan dalam drama kelas dunia oleh Robert Wilson. Kita sebagai pewaris budaya, jangan hanya berbangga diri. Diharapkan untuk generasi sekarang ini lebih menggali dan lebih memahami isi yang terkandung dalam karya sastra I La Galigo ini,” tuturnya.

Siapa  yang berpendidikan serta membekali diri dengan mengambil banyak pelajaran dari nilai-nilai luhur budaya. Tidak akan bisa dengan mudah dikonfrontasi atau diintimidasi oleh gerusan budaya hidup dan modernisasi dari luar. (FAR)

Loading...

Baca Juga