oleh

Islam Bukanlah Teroris, Sebuah Opini Malika Dwi Ana

Islam Bukanlah Teroris, Catatan kecil pojok warung kopi ndéso. Oleh: Malika Dwi Ana, Pengamat Sosial Politik, Penggiat Institute Study Agama dan Civil Society.

Masuknya Yusril Ihza Mahendra (YIM) ke kubu petahana, bisa diibaratkan dua sisi pada sekeping mata uang. Bertautan tapi bertolak belakang. Di satu sisi, kehadirannya dianggap “amunisi baru” di tengah kepanikan Timses 01 akibat berbagai blunder. Disisi lain, boleh jadi YIM merupakan kuda troya yang justru bisa “menghancurkan” citra dan elektabilitas petahana dari sisi internal seperti halnya Ngabalin, PSI, Abu Janda, dan lain-lain bahkan Ma’ruf Amin (MA) sendiri.

Manuver YIM relatif dahsyat bahkan out of the box di tengah kebuntuan langkah Timses 01 guna mendongkrak elektabilitas. Akan tetapi, rakyat sudah cerdas untuk membaca isu pembebasan Abu Bakar Baasyir jelang coblosan Pilpres 17 April 2019 semata-mata demi menarik suara muslim manakala cawapresnya, MA, tidak mampu mendorong (bahkan seperti menjadi beban) elektabilitas petahana di mata umat muslim. Mungkin, jika isu Baasyir sukses, dalam arti mampu mendulang simpati publik terutama kaum muslim, niscaya akan muncul SP3 bagi Habib Rizieq, Bahar Smith, dll. Barangkali (Namanya juga hipotesa, asumsi atau analisa) bisa keliru, bisa juga pas atau akurat.

Nah, yang menarik di sini, isu Baasyir dilepas ke publik saat usai debat capres pertama (17/01/2019) dimana kubu 02 menyatakan bahwa teroris bukanlah muslim. Teroris merupakan anasir asing yang sengaja dimasukkan ke dalam negeri, bahkan mungkin dilakukan oleh orang nonmuslim. Begitu poin intinya. Pernyataan Prabowo (PS) kemudian diikuti testimoni bahwa ia dan LBP yang dilatih antiteror pertama oleh Paman Sam, lantas mendirikan Detasemen Antiteror di TNI.

Pernyataan PS meski terlihat kurang menarik, namun cukup melegakan umat muslim yang selama dicurigai sebagai embrio teroris. Kenapa? Al Qaeda mengatasnamakan Islam, ISIS juga demikian. Padahal telah menjadi rahasia umum bahwa keduanya, baik Al Qaeda maupun ISIS adalah ciptaan Barat. We created Al Qaeda, kata Hillary Clinton.

Maka pertanyaannya adalah, apakah isu Baasyir untuk menghapus memori publik. Agar tidak lagi mengejar info tentang anasir asing dan para agennya yang bermain-main di Indonesia. Atas darah, nyawa dan keberadaan agama rahmatin lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam?

Loading...

Baca Juga