oleh

Membaca Jejak Digital Puncak Pencapaian Survei, Quick Count dan Konsultan Politik

Membaca Jejak Digital Puncak Pencapaian Survei, Quick Count dan Konsultan Politik (Dalam Sejarah Pemilu Langsung Indonesia). Oleh: Denny JA, Konsultan Politik

Baru saja saya membaca tulisan Mark Doyle tertanggal 25 April 2018. Judulnya, siapakah pencetak goal terbanyak dalam sejarah sepakbola?

Pikiran saya langsung pada Pele. Ia dianggap pemain terbesar sepanjang sejarah. Satu satunya pemain yang memberikan tiga piala dunia bagi negaranya. Ia juga tercatat pemain paling muda yang masuk dalam kancah final sepak bola dunia.

Namun ternyata, dalam sejarah, Pele hanya tercatat sebagai pencetak goal nomor tiga saja. Jumlah goalnya hanya 767 goal yang dicetak dalam 831 pertandingan. Secara statistik, dalam setiap pertandingan Pele menciptakan 0,92 goal.

Christiano Ronaldo juga hanya di rangking 6 dengan 670 goal. Lionel Messi hanya di rangking 7 dengan 635 goal.

Pemain yang mencetak goal paling banyak nomor satu dalam sejarah bola justru nama yang belum banyak saya dengar. Ia adalah Josef Bican dengan 805 goal. Ia adalah bintang sepak bola Austria yang bermain bola di tahun 1930an.

Ketika dunia memuja Pele, Josef sempat berujar. Siapa yang percaya bahwa saya menciptakan goal lebih banyak dari Pele. Kini di era riset, para peneliti meriset ucapannya. Data menunjukkan memang Josef Bican yang paling banyak mencetak goal.

Data awal menemukan 5000 goal yang mampu ia cetak. Tapi setelah diverifikasi yang bisa dipertanggung jawabkan hanya 805 goal saja. Itupun sudah membuatnya mencetak goal paling banyak dalam sejarah, melampaui King of the King: Pele.

Setiap dunia profesi seharusnya memang memiliki rekor yang ter-, serba ter-, seperti terbanyak, tertinggi. Ini lebih sebagai penanda untuk informasi puncak pencapaian dalam dunia profesi itu.

Bagaimana dengan puncak pencapaian soal survei, quick count dan konsultan politik di Indonesia? Adakah data quick count paling akurat yang bisa dilacak di google? Adakah data prediksi survei yang paling banyak benar yang bahkan diiklankan di media? Adakah jumlah kemenangan konsultan politik yang bisa dilihat di Google? Siapa yang mencapainya dan kapan?

Wah, ujar saya dalam hati. Ini penting juga dilakukan. Bagaimanapun, lembaga survei, quick count dan konsultan politik adalah paket yang datang bersamaan dengan pemilu demokratis yang dipilih langsung. Selama ada pemilu langsung selama itu pula ada dunia survei, dunia quick count, dan dunia konsultan politik.

Demokrasi langsung adalah ibu kandung dari lembaga survei, quick count dan konsultan politik. Dunia pemilihan semakin kompleks. Siapapun yang maju dan ingin menang dalam pemilu membutuhkan survei dan konsultan politik, sebagaimana siapapun yang ingin menang di pengadilan membutuhkan pengacara!

Saya mencoba googling mencari data itu. Yaitu data yang bisa saya gunakan untuk menyusun yang serba ter- tadi: terakurat, terbanyak, dan sebagainya.

Saya menemukan esai serupa yang pernah ditulis oleh Sunarto Ciptoharjono, peneliti Alumnus UGM, yang kini menjadi ketua umum AROPI (Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia). Tulisannya dimuat di Republika tanggal 23 Febuari 2017. Judulnya:

“Rekam Digital Jejak Survei dan Quick Count Sepanjang Pemilu Indonesia”

Ujar saya. Esai ini saja yang digunakan. Saya kutip agak panjang tulisannya. Di bagian akhir saya beri komentar.

Di bawah ini hasil riset jejak digital yang dilakukan Sunarto:

Paling tidak ada empat kategori rekor yang bisa dicatat.

PERTAMA ADALAH REKOR HITUNG CEPAT (quick count) PALING AKURAT.

Ketepatan hitung cepat yang biasanya diumumkan satu hingga dua jam setelah TPS ditutup harus dibuktikan dengan dengan hasil KPUD yang biasa diumumkan satu sampai dua minggu kemudian.

Biasanya selisih hasil antara hitung cepat dengan pengumuman KPUD besarnya pada kisaran margin error yang telah ditetapkan oleh masing-masing lembaga survei. Umumnya menggunakan margin error plus minus satu persen.  Simpangan mutlak hasil hitung cepat dengan hasil KPUD ada di kisaran satu persen.

Namun, ada lembaga survei yang hitung cepatnya tidak ada selisih dengan hasil KPUD alias selisihnya 0.00 persen. Rekor tersebut dicapai oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) atau yang lebih dikenal dengan LSI Denny JA ketika pilkada di Sumbawa tahun 2010.

Rekor sempurna tersebut sudah diakui oleh MURI.

KEDUA adalah pecahnya rekor PREDIKSI SURVEI

Setiap lembaga survei harus mempertanggungjawabkan hasil surveinya, termasuk dengan memberi tahu publik terkait hasil survei.

Tercatat ada rekor prediksi survei dengan mengiklankan 13 kali hasil survei di 13 wilayah pilkada, di koran lokal wilayahnya masing-masing sebelum pilkada. Hasilnya prediksi tersebut terbukti akurat.

Mengumumkan hasil survei menjelang pilkada memang biasa dilakukan. Namun, yang menjadi rekor adalah hasil survei tersebut diiklankan di koran sebelum pilkada.

Kemudian, prediksi pemenang survei sesuai yang diiklankan terbukti dengan hasil akhir. Dan itu terjadi sebanyak 13 kali di 13 wilayah pilkada.

Lembaga yang mampu melakukan rekor tersebut adalah LSI Denny JA. Rekor ini juga sudah diverifikasi dan dilegalkan dalam rekor MURI.

KETIGA adalah rekor PUBLIKASI SURVEI yang dimuat dalam headline koran nasional di halaman satu sebanyak 10 kali berturut-turut.

Mempublikasi hasil survei adalah hal yang umum. Namun, menjadi rekor adalah ketika hasil survei tersebut menjadi berita utama (headline) di halaman pertama di koran nasional seperti Kompas, Jakarta Post, Koran Tempo, Republika, dll.

Publikasi survei yang mendapatkan perhatian sebesar itu juga dicapai oleh LSI Denny JA. Rekor itu juga sudah diverifikasi oleh MURI.

KEEMPAT Rekor yang terakhir adalah rekor MEMENANGKAN PEMILU PRESIDEN tiga kali berturut turut. Konsultan politik merangkap sebagai lembaga survei adalah hal yang lumrah di Indonesia. Begitu pula di negara asal survei politik pertama kali ada yakni Amerika.

Keberhasilan untuk memenangkan gubernur atau wali kota adalah suatu hal yang biasa. Sebagai konsultan politik, tentunya puncak kebanggaan itu adalah ketika ketika memenangkan puncak perhatian dari segala pemilu, yakni pemilu presiden.

Apalagi ketika bisa memenangkan tiga kali pilpres secara berturut-turut.  Lagi-lagi rekor ini dipecahkan oleh LSI Denny JA. Rekor ini juga sudah diverifikasi oleh MURI.

Di antara empat kategori tersebut, nama LSI Denny JA memborong semua puncak rekor mulai dari akurasi quick count, akurasi survei, popularitas publikasi dan calon yang dimenangkan.

Mengapa bisa LSI Denny JA yang memborong semuanya? Analisis saya, hal ini karena LSI Denny JA menyadari  pentingnya rekor-rekor tersebut sebagai legitimasi dari reputasi. Reputasi ini adalah nyawa bagi konsultan politik.

Menggunakan MURI sebagai pihak yang memverifikasi rekor adalah pilihan jitu karena mereka adalah pihak ketiga yang akan berlaku netral, juga karena di Indonesia MURI adalah yang paling besar.

Nantinya mungkin LSI Denny JA perlu bermain di kancah dunia seperti Guinness Book of Record. Sangat mungkin rekor nasional yang diperolehnya ini juga adalah rekor dunia untuk kategori tersebut.

Panjang lebar Sunarto menuliskan puncak pencapaian dalam Quick Count, Survei, Publikasi Survei, dan kemenangan konsultan politik. Keempat- empat puncak itu dalam jejak digital dicapai dan semua diborong oleh LSI Denny JA. Ini rekor yang sudah diverifikasi pihak ketiga melalui rekor MURI.

Di tahun 2017 ketika tulisan itu dibuat, Sunarto menganjurkan saatnya LSI Denny JA juga mencatat rekor dunia yang disahkan lembaga dunia.

Untuk mengupdate data Sunarto, tahun 2018 lalu LSI Denny JA juga sudah mencatat rekor dunia oleh lembaga dunia: World Guiness Book of Record untuk pendidikan politik. LSI Denny JA juga mengambil tanggung jawab menyebarkan kembali gagasan Pancasila ke seluruh negeri.

Untuk Media Sosial, juga lembaga dunia seperti Twitter Inc yang diberitakan TIME MAGAZINE, tweet Denny JA masuk dalam 10 tweet yang paling banyak di retweet (RT) dalam sejarah twitter dunia. Itu adalah tweet Denny JA dalam pilpres 2014.

Bahkan TIME MAGAZINE menobatkan Denny JA sebagai satu dari 30 TOKOH paling berpengaruh di dunia internet tahun 2015, bersama Presiden Barack Obama, Presiden Argentina Cristina Fernandez, PM India Narendra Modi, selebriti Justine Bieber, dan sebagainya.

Itulah rekor di dunia survei, quick count dan konsultan politik yang bisa dilacak pada Om Google. Aneka pencapaian itu semuanya di tangan LSI Denny JA. Mengapa bisa demikian?

Itu pertanyaan yang memerlukan esai berikutnya. Tapi biarlah ditulis oleh pihak lain saja.

Sedangkan saya terus saja bergerak. Ibarat pemain bola, instink saya hanya ingin berlari sekuatnya, melewati semua yang menghalangi, tak peduli penonton mencaci atau tepuk tangan, menikmati setiap gerakan, mencintai keindahan bola di kaki saya, hingga akhirnya mencetak goal!

Loading...

Baca Juga