oleh

11 12, Ancaman Kelaparan dan Penyebaran Covid-19. Opini Rahmi S

11 12, Ancaman Kelaparan dan Penyebaran Covid-19. Oleh: Rahmi Surainah MPd, Alumni Pascasarjana Unlam.

Mati akibat terinfeksi covid 19 atau mati akibat dampak buruk ekonomi? Sungguh dua pilihan yang sulit bagi warga yang ekonominya terbatas. Ancaman kematian akibat kelaparan dan kemiskinan tentu lebih menghantui mereka ketimbang positif covid 19 yang tidak kelihatan.

Dikabarkan Direktur Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFD), David Beasley, bahkan menyebut 265 juta penduduk dunia terancam kelaparan sebagai dampak dari pandemi virus corona.

“Pandemi virus corona memberikan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dampak sosial-ekonominya mendalam dan global. Kita membutuhkan tindakan bersama dan tegas, termasuk oleh G20, yang menteri pertaniannya saya temui hari ini. Kita harus menjaga rantai pasokan pangan dan memastikan produksi serta ketersediaan pangan untuk semua,” kata Direktur Jenderal FAO, QU Dongyu dalam pernyataan resminya.

Bersamaan dengan pertemuan itu, lembaga Global Report on Food Crisis (GRFC) yang di dalamnya juga tergabung FAO dan WFP, merilis laporan terbaru soal ancaman krisis pangan pada Selasa, (21/4) bahwa hasil studi sepanjang 2019, didapati ada 135 juta penduduk dunia yang mengalami krisis pangan akut. Mereka tersebar di 55 negara.

Kekhawatiran dan peringatan lembaga-lembaga pangan dunia soal ancaman kelaparan, telah disebarkan ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Presiden Jokowi pun mengingatkan ancaman krisis pangan sebagai dampak dari pandemi virus corona dalam rapat terbatas secara online, Senin (13/4) (kumparan.com).

Kapitalisme Gagal Hadapi Krisis Pangan

Sebelumnya dilaporkan bahwa stok pangan Indonesia aman setidaknya sampai tiga bulan ke depan. Nyatanya stok pangan akibat wabah covid-19 tidak seperti yang dilaporkan, terbaru pengakuan dari Presiden Joko Widodo bahwa stok sejumlah komoditas pangan domestik mengalami defisit di puluhan provinsi di berbagai wilayah Indonesia (cnbcindonesia.com).

Andai saat ini surplus ketersediaan pangan nasional diklaim cukup, tetapi keteraksesan pangan oleh kalangan ekonomi bawah juga kurang.

Indonesia sering impor pangan, menunjukkan secara umum bahwa ketahanan dan kedaulatan pangan di negeri ini sangat lemah. Pangan dalam negeri kurang dihargai akibatnya sektor pertanian perkebunan kurang diminati.

Setelah sebagian negara menutup kran ekspor pangan yang berarti tidak ada lagi ketergantungan impor pangan bagi Indonesia. Tentu membuat Indonesia gagap karena sering menjadikan impor sebagai solusi.

Saat tidak terjadi wabah saja, persoalan pangan sudah susah. Apalagi menghadapi pandemi saat ini “Indonesia bakalan gak kuat”. Pesimis tentunya sebagai warga yang melihat tata kelola atau sistem dan sikap pemerintah dalam mengurusi urusan rakyatnya.

Dalam negeri sangat nampak jurang antara kaya dan miskin, menunjukkan tata sistem ekonomi kapitalis sangat berakar di negeri ini. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya tidak membuat kesejahteraan anak negeri.

Dalam dunia global pun Indonesia terjerat hegemoni negara adidaya ideologi kapitalisme sehingga kekayaan dalam negeri dinikmati orang luar.

Kapitalisme memang rusak, solusi atas nama rakyat yang dihidangkan pun berputar di kalangan para elite konglomerat. Sistem ini telah melegalkan kapitalisasi pengelolaan pangan sehingga korporasi mengusai mayoritas rantai pasok pangan. Sementara pemerintah hanya sebagai regulator, yaitu pembuat kebijakan yang notabene lebih menguntungkan korporasi.

Selain itu, kematian rakyat dalam sistem pemerintahan saat ini seakan tidak berharga. Buktinya, pemerintah lebih konsen kepada pertimbangan ekonomi dari pada kesehatan nyawa rakyatnya. Entah berapa banyak lagi kematian akibat positif covid-19 plus kematian akibat krisis pangan nantinya karena kelaparan dan kemiskinan.

Islam Mampu Hadapi Krisis

Jika sistem kapitalisme saat ini telah gagal menghadapi wabah dan krisis pangan maka Islam jawaban satu-satunya harapan umat. Sistem Islam dalam naungan Khilafah adalah sistem yang dibangun di atas landasan wahyu Allah swt dan dituntun oleh Rasulullah saw serta dilanjutkan para Khalifah setelahnya.

Khilafah sebagai institusi pelaksana syariah Islam memiliki paradigma shahih dalam mengurus rakyat serta menyelamatkan rakyat dari wabah.

Seorang pemimpin dalam sistem Khilafah Islam akan mengupayakan agar setiap individu rakyatnya terpenuhi kebutuhannya.

Khilafah unggul dalam mengatasi ancaman krisis pangan pada masa wabah karena peran sentral pengaturan seluruh aspek kehidupan termasuk tata kelola pangan berada di tangan Negara/Khilafah. Sebab, negara adalah penanggung jawab utama dalam mengurusi hajat rakyat yaitu sebagai raain (pelayan/pengurus) dan junnah (pelindung).

Dengan kedua fungsi politik ini, maka seluruh rantai pasok pangan akan dikuasai negara. Meskipun swasta boleh memiliki usaha pertanian, namun penguasaan tetap di tangan negara dan tidak boleh dialihkan kepada korporasi. Negara yang menguasai produksi sebagai cadangan pangan negara.

Jika penguasaan negara secara penuh terhadap produksi dan stok pangan, maka negara akan leluasa melakukan intervensi dalam keadaan apa pun. Seperti ketika dilakukan lockdown, pemenuhan pangan rakyat sangat mudah dilakukan karena ketersediaan pangan dijamin penuh oleh negara

Khilafah akan serius memaksimalkan semua potensi pertanian yang dimiliki di dalam negeri untuk membangun ketahanan pangan tanpa tergantung pada negara asing.

Dalam mewujudkan visi dan target ketahanan dan kedaulatan pangan, Khilafah memiliki konsep anggaran negara baik pemasukan dan pengeluaran diatur berdasarkan syariah. Di antara sumber pemasukan APBN Khilafah adalah harta milik umum yang sangat berlimpah seperti tambang, kekayaan laut, hutan, dsb.

Ditambah harta milik negara seperti pungutan jizyah, kharaj, ghanimah, fa’i, dst. Dengan kekayaan yang sedemikian besar sangat memungkinkan negara Khilafah mampu mengurusi hajat rakyatnya termasuk dalam kondisi pandemi.

Sudah saatnya kita gantungkan harapan hanya kepada Allah. Memohon agar ancaman wabah dan krisis ini segera berlalu serta pertolongan Allah segera datang dengan tegaknya kembali Khilafah Islamiyah. Wallahu’alam…

Loading...

Baca Juga