oleh

Makam As Sayyid Jamaluddin Tunggu Penetapan Sebagai Cagar Budaya

FOKUSBERITA – Makam As Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husain, cucu ke-19 nabi besar Muhammad SAW di Tosora Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, tidak seperti kondisi makam lazimnya makam para wali dan sesepuh agama Islam lainnya yang ada di negeri ini.

Konon, As Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husain adalah kakek kandung para Sunan yang ada di Jawa.  Seperti Sunan Giri, Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati. Tidak seperti makam-makam orang yang dimuliakan lainnya, makam ini begitu sederhana.

Menurut Alang, orang yang sudah lebih 10 tahun menjaga makam ini saat ditemui fokusberita.id, Selasa (4/12/2018), makam ini mulai diperhatikan perbaikannya sebelum ia bertugas di makam tersebut. Tepatnya tahun 2016 lalu. Pembangunannya dengan dana Kimprawis (Pemukiman dan Dana Prasarana Provinsi).

Kondisi makam sudah dipagari, jalan setapak di lokasi makam dibuat dan pemasangan lampu penerangan. Dan sekarang ini, kondisi makam As Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husain lebih bagus lagi. Ini setelah bangunan bekas kantor desa lama dipugar, makam langsung terlihat dari jalan poros. Dan lokasi bekas kantor ini akan jadi lokasi parkir pengunjung makam.

Makam ini sering dikunjungi oleh sesepuh dari berbagai daerah di tanah air. Seperti dari pesantren Tulungagung, pesantren Jombang. Tokoh dari mancanegara seperti sejarawan Cawangan Selangor Malaysia juga pernah datang. Bahkan Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dua kali menyempatkan diri berziarah ke makam ini.

Gerbang Makam As Sayyid Jamaluddin Tungu Penetapan Sebagai Cagar Budaya

Beberapa masyarakat yang peduli, mendirikan rumah di sekitar lokasi makam untuk membantu pengunjung yang ingin bermalam. Karena banyak juga pengunjung yang menganggap lokasi ini sebagai tempat yang cocok untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah (Taqarruban Ilallah).

Kepala Seksi Sejarah dan Tradisi Kabupaten Wajo, yang ditemui di kantornya kemarin (3/12/2018) Drs Sudirman Sabang menjelaskan kama tersebutadalah masjid tertua di Sulawesi

“Makam As Sayyid Jamaluddin Al Akbar Al Husain, termasuk mesjid tertua di Sulawesi di belakangnya, belum terdaftar sebagai situs budaya dan cagar alam. Tetapi tim ahli untuk penetapan cagar budaya sudah datang ke lokasi bulan lalu,”  jelas Drs Sudirman Sabang, Jumat (23/11/2018).

Lanjut Sudirman, tim ahli terdiri dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), arkeolog dari Universitas Hasanudin dan Prof Dr Ir Wahyuddin dari tokoh masyarakat yang sangat prihatin untuk memperbaiki Tosora. Mereka telah bersidang untuk status kelayakan sebagai cagar budaya.

“Dana bantuan revitalisasi dari pemerintah baru bisa keluar, setelah ada penetapan resmi sebagai situs budaya dan cagar alam. Walaupun demikian, pemerintah kabupaten Wajo tidak bisa begitu saja untuk menerima bantuan dari luar, untuk melakukan revitalisasi makam. Tentunya dengan alasan dan pertimbangan tertentu,” jelasnya. (FAR)

Loading...

Baca Juga