FOKUSBERITA – Pasar Atapange pasca renovasi 2 tahun yang lalu menuai banyak kritik dan ketidakpuasan para pedagang. Tidak hanya penempatan para pedagang, kemunculan pedagang-pedagang baru dengan lapak liarnya di emperan dan sudut pasar. Hal ini membuat kekecewaan para pedagang pasar terhadap pihak pengelola pasar semakin menjadi-jadi.
Beberapa pedagang yang tidak puas, lewat asosiasi pedagang pasar Atapange mengadukan permasalahan mereka langsung pada Bupati Wajo dan Wakilnya.
Bupati Wajo DR.H.Amran Mahmud,S.Sos.MSi dan Wakil Bupati Wajo H. Amran.SE bersama kepala Bappeda Wajo Andi Pallawarukka dan Camat Majauleng Drs. M.Jaya Ekaputra ,M.Pd menemui pedagang pasar Atapange. Pertemuan diadakan di kediaman Aco Mappajerru salah seorang pedagang pasar Atapange, Sabtu malam (9/3/2019).
Pertemuan semalam bukanlah pertemuan yang pertama. Beberapa hari yang lalu, Bupati juga telah bertemu dengan beberapa perwakilan pedagang pasar Atapange. Bahkan menjadi pembahasan utama di Musrembang Kecamatan Majauleng yang lalu.
Menurut Yusran salah seorang pedagang pasar Atapange, mengatakan bahwa sebelum pasar Atapange di renovasi 3 tahun lalu, telah diadakan kesepakatan dengan beberapa pihak. Yang difasilitasi oleh pemerintah setempat di kantor kecamatan Majauleng (Camat sebelumnya-red).
Isi kesepakatan tersebut mengatur penempatan para pedagang ke posisi yang sama sesuai SK masing-masing setelah renovasi selesai nantinya.
Pada kenyataannya, setelah pasar selesai direnovasi kesepakatan tersebut terabaikan. Banyak para pedagang merasa dirugikan oleh penempatan baru ini. Sebagian diberikan tempat tidak sesuai dengan kepemilikan semula.
Dan yang lebih disesalkan lagi, posisi-posisi lapak yang strategis telah tergantikan oleh pedagang lain. Perubahan penempatan tersebut diduga terjadi akibat pengaruh permainan uang dan konspirasi jahat dengan pengurus pasar.
“Kami telah berusaha memperjuangkan ketidakadilan ini kepada pengurus pasar, pemerintah dan instansi yang terkait. Bahkan kami sampai ke Ombudsman Indonesia, namun sampai sekarang hasilnya masih nihil,” jelasYusran.
Yusran juga mengusulkan kalau sebaiknya pengurus pasar sekarang ini segera digantikan.
“Malam ini kami berharap pada pemerintahan Wajo yang baru untuk menindaklanjuti keluhan kami ini,” harap Yusran.
Menanggapi keluhan pedagang pasar Atapange, Wakil Bupati menegaskan untuk melakukan pengaturan dan penertiban di dalam pasar termasuk pengelolaan pasar yang bersih dan terawat.
“Pasar Atapange ini sudah masuk dalam program kerja 100 hari pertama kami. Kami akan segera menertibkan pasar Atapange. Sebagaimana kami telah menertibkan beberapa pasar lainnya beberapa hari yang lalu,” tegas Wakil Bupati.
Sementara itu, Bupati yang mendengarkan keluhan para pedagang, berjani akan menindaklanjuti setiap masukan yang ada.
“Saya bersama Bapak Wakil Bupati dan instrumen yang terkait. Dalam waktu dekat ini ingin melihat pasar Atapange menjadi tertata rapi dan bersih. Pemetaan dan pengelompokan jenis dagangan pada setiap lajur tertentu. Akan kita upayakan sehingga tidak semrawut,” kata Bupati Wajo.
Amran Mahmud juga menyoroti volume dan aktivitas masyarakat yang begitu besar. Pasar yang paling ramai di Kabupaten Wajo ini diupayakan menjadi pasar yang buka setiap hari. Bupati Wajo juga berjanji akan perbaiki pencahayaan dengan menambah lampu di dalam dan sekitar pasar. Ini dilakukan agar nampak seperti Pasar Modern.
“Kami akan upayakan pengelolaan pasar yang lebih baik. Agar pengunjung dan pedagang pasar merasa nyaman di dalamnya,” tutup Bupati Wajo. (FAR)