oleh

Pornografi Dapat Merusak Lima Bagian Otak. Opini Arifnal Hakim Amdimas

Waspada, Pornografi Dapat Merusak Lima Bagian Otak. Arifnal Hakim Amdimas, Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam, UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat

Globalisasi dan semakin pesatnya perkembangan teknologi pada saat sekarang ini memberikan andil meningkatkan pembuatan, penyebarluasan serta penggunaan pornografi. Pornografi sendiri memberikan dampak yang buruk pada diri seseorang karna dapat membuat seseorang terjerumus pada tindakan kriminal yaitu tindak asusila dan pencabulan.

Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kemenag RI, Achmad Gunaryo, menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan ke-2 terbanyak dalam mengakses pornografi melalui internet.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Kemenkes pada tahun 2017, sebanyak 94% siswa pernah mengakses konten porno yang diakses melalui internet sebanyak 57%, komik sebanyak 43%, media sosial sebanyak 34%, buku sebanyak 26%, majalah sebanyak 19%, game sebanyak 4%, dan lain-lain 4%.

Pornografi tentunya memiliki dampak yang buruk pada tubuh, terutama pada otak.

Kecanduan pornografi lebih berbahaya daripada kecanduan narkoba, karna pornografi merusak syaraf otak lebih banyak dari narkoba. Kerusakan bagian otak yang diakibatkan pornografi menyebabkan seseorang mudah bosan, merasa sendiri, mudah merasa lelah dan merasa tertekan.

Ahli Psikologi, Dra. Inge Hutagalung, menyatakan bahwa pornografi dampak yang amat serius karna dapat merusak lima bagian otak, terutama prefrontal cortex yang berada tepat pada tulang dahi dan otak logika yang membuat seseorang sulit mengendalikan emosi, hawa nafsu, sulit membuat perencanaan serta sulit mengambil keputusan.

Ketika seseorang menonton film porno, otak akan memproduksi hormon Endorphine dan Dophamine, yaitu hormon yang menimbulkan rasa senang dan nyaman. Ketika otak memproduksi hormone Endorphine dan Dophamine secara dalam jumlah besar akan membuat otak mengalami hyper stimulating atau rasangan yang berlebihan, sehingga otak akan bekerja dengan sangat keras dan kemudian mengecil dan rusak.

Hal ini menyebabkan otak kehilangan daya sensitivitas, melemahkan fungsi kontrol, dan bahkan membuat otak mengalami kerusakan yang permanen.

Kerusakan otak tersebut sama halnya dengan orang yang mengalami kecelakaan mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Keruskan otak yang ditimbulkan dapat dipulihkan memulai berabagai terapi dan tidak membutuhkan obat-obatan, sedangkan kecanduan yang terjadi bisa dihentikan melalui pendampingan dari keluarga dan orang terdekat dan apabila diperlukan juga bisa melalui bantuan psikolog.

Loading...

Baca Juga