FOKUSBERITA – Gubernur Sulawesi Selatan dalam sharing dan kuliah umumnya menjelaskan, pendidikan adalah modal utama pembangunan bangsa. Kampus sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat mendorong terciptanya sumber daya manusia yang handal. Tidak hanya cerdas tapi juga memiliki moral yang excellent dan berakhlak mulia.
Acara dengan tema “Persepektif Gerakan Revolusi Kampus Hijau As’Adiyah menuju Islami University of As’Adiyah” ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan mahasiswi Institut Agama Islam (IAI) As’Adiyah Sengkang. Kuliah umum dan sharing dari Gubernur Sulawesi Selatan, Dr.Ir.H.M.Nurdin Abdullah.M.Agr ini juga dihadiri oleh Bupati Wajo Drs.Andi Burhanuddin Unru.M.M dan Bupati terpilih Dr.H.Amran Mahmud S.Sos.M.Si.
Acara ini berlangsung di gedung Asadiyah jalan Andi Mattalatta Amirullah, Sengkang, kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Senin (28/1/2019).
Dalam acara ini Bupati Wajo mengucapkan terimakasih atas kedatangan Gubernur. Sekaligus mengharapkan kehadiran Gubernur nantinya di lain waktu. Untuk membantu program Bupati terpilih.
Pada kesempatan ini pula Bupati Wajo memaparkan 3 nilai pembinaan pada 3 perguruan tinggi di Wajo selama masa pemerintahannya. Program pembinaan tersebut yaitu pengembangan nilai religius untuk Ad’Adiyah. Nilai kecerdasan untuk kampus Puangrimaggalatung. Dan nilai kejuangan untuk kampus Lamaddukelleng.
“Kalau bisa pemerintahan Wajo berikutnya bisa meningkatkan program pendidikan As’Adiyah. Dengan mengirimkan pelajarnya sampai 10 orang ke Arab,” pesan Bupati Wajo.
Sementara itu, selaku moderator, Dr.H.Amran Mahmud,S.Sos.M.Si bersyukur dengan adanya acara ini.
“Masyarakat Wajo yang religius mengharapkan kehadiran tokoh yang bisa memberi aspirasi. Juga sebagai inspirasi dalam membangun dan mengembangkan dunia pendidikan. Pendidikan dengan visi membangun sumber daya manusia yang memegang teguh norma dan nilai-nilai agama. Dengan semangat dan tema di atas As’Adiyah sebagai pondok pesantren ke depannya bisa menjadi Universitas, Insya Allah,” kata Amram Mahmud.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan dalam sharing tersebut mengisyaratkan bahwa rakyat Indonesia seharusnya lebih makmur dan sejahtera dibanding dengan negara berkembang lainnya. Karena Indonesia memiliki hampir semua jenis kekayaan alam. Dan ditunjang oleh jumlah penduduk dengan usia produktif kerja yang besar.
“Kemiskinan dan Pengangguran, mengapa masih menjadi masalah terbesar kita? Itu karena motivasi sekolah kita yang keliru,” jelas Gubernur Sulsel.
Lanjut Nurdin Abdullah, orang Indonesia biasanya sekolah untuk lulus dan mendapatkan ijazah. Ijazah digunakan untuk melamar pekerjaan. Sebenarnya sekolah itu untuk mendapatkan ilmu. Dan ilmu dalam bentuk skill sebagai modal hidup belum menjadi perhatian dalam penerapannya. Setelah menyelesaikan kuliah seharusnya bisa menciptakan lapangan kerja dan kalau bisa buat brand tersendiri.
“Harusnya ilmu yang kita dapatkan di perguruan tinggi bisa menyokong kehidupan ekonomi kita. Bahkan bisa membantu masyarakat lainnya,” ujar Gubernur Sulsel.
Lanjut Gubernur, masalah lainnya adalah penggunaan APBD. Pemerintah memiliki APBD yang besar. Tetapi semua hanya fokus memperebutkan anggaran. Padahal seharusnya lebih fokus dalam penggunaan dana tersebut. Akhirnya di penghujung tahun, banyak program pembangunan yang tidak terealisasi dengan baik.
Sebelum mengakhiri sharing dan ceramahya, Nurdin Abdullah mengapresiasi IAI As’adiyah. Yang menekankan pendidikan kepribadian moral yang excellent dan ahlakul Kharimah.
“Hal ini menjadi ciri tersendiri yang dimiliki oleh setiap peserta didik di kampus ini. Ini adalah salah satu model karakteristik SDM harapan pembangunan bangsa,” tegas Gubernur Sulsel.
Gubernur juga tak lupa mengingatkan kepada pengurus pembangunan As’Adiyah untuk tidak banyak berkeliling dengan celengan. Karena Sulsel memiliki dana yang cukup untuk membantu pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan As’Adiyah. (FAR)