oleh

Gali Potensi Sarung Sutera, Wajo Gelar Seminar Nasional Lipa Sabbe

FOKUSBERITA.ID – Seminar Nasional Lipa Sabbe (sarung sutera) sebagai warisan dan diplomasi budaya yang berbasis kearifan lokal. Sarung sutera dan danau Tempe merupakan dua potensi dari kabupaten Wajo yang masih harus dikembangkan. Dengan potensi ini Wajo diharapkan tidak hanya menjadi tempat persinggahan tetapi bisa menjadi salah satu tujuan wisata.

Acara Seminar Nasional “Lipa Sabbe” sebagai warisan dan Diplomasi Budaya yang berbasis kearifan lokal di gelar di Hotel Eka Sengkang, Sulawesi Selatan, Jumat (21/6/2019).

Pelestarian warisan dan Diplomasi budaya bersumber pada UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Olehnya itu mulai dari Pemerintah Pusat sampai ke Pemerintah Daerah wajib memajukan dan melestarikan kebudayaan dengan membentuk Tim PPKD (pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah) .

Ketua Tim PPKD Kabupaten Wajo adalah Kadis Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan kepala Sekertariat adalah Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo.

Ada beberapa kegiatan PPKD. diantaranya: Bahasa, Tradisi Lisan, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Permainan rakyat, Olahraga Tadisional, Kesenian dan Cagar Budaya.

“Negeri Wajo melahirkan orang cerdas, ulama, dan pemimpin. Di sini pula sutra ditenun menjadi ‘lipasabbe,” ungkap Dr. Najamuddin Ramly, M.Si., Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI.

Lipa sabbe adalah sebuah warisan budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan. Warisan budaya ini bahkan sudah ditetapkan pemerintah pada tahun 2016 masuk UNESCO untuk diperkenalkan.

Sedang Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud menyampaikan dalam arahannya bahwa sudah empat bulan masa tugasnya, pemerintahannya mencoba untuk mengangkat nilai kearifan budaya. Dengan membangun akses persuteraan dari hulu sampai ke hilir dan membangun linknya.

Juga disampaikan bahwa pengembangan persutraan sudah disupport oleh bapak Gubernur dan pemerintah pusat dan akan memback up apa yang disampaikan direktur warisan diplomasi budaya Kemendikbud RI.

“Kita akan membangun pariwisata Wajo, sehingga Wajo bukan lagi sebagai persinggahan, tapi sebagai destinasi wisata atau tempat kunjungan wisata lokal dan mancanegara dengan jadikan Danau Tempe sebagai icon,” ungkap Dr. H. Amran Mahmud.

Bupati Wajo juga menyampaikan bahwa akan maksimalkan persuteraan dengan mengembangkan tanaman murbei. Dengan mempersiapkan prasarana jaringannya termasuk berencana ingin membangun indukan telur sendiri. Sehingga tidak tergantung kepada telur dari Cina.

“Mimpi kami ingin jadikan Wajo sebagai kota wisata seperti Tanatoraja yang mempunyai ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, kita harus melestarikan dan patenkan Lipa sabbe kita. Dan ini merupakan potensi yang luar biasa,” tegas Bupati Wajo.

Juga disampaikan kalau penganggaran akan lebih banyak nantinya ke anggaran publik sehingga masyarakat Wajo bisa lebih menikmatinya,

“Mari kita membangun bersama, rumuskan sesuatu dari hasil seminar ini untuk mendapatkan mimpi dari Pak direktur dan juga mimpi kami di Wajo, dengan potensi persuteraan yang sudah dapat respon dari dubes di Den Haag, demikian juga dengan Gubernur Sulawesi Selatan termasuk program air bersih yang layak minum yang akan jadi percontohan,” tutup Dr. H. Amran Mahmud. (FAR)

Loading...

Baca Juga