Pengabdian Masyarakat Dosen Parcasarjana UNJ : Pelatihan Pengembangan RPP Praktis, Sistematis dan Bermutu di Sekolah Berbayar Sampah, Wilayah Kabupaten Bekasi. Oleh: Prof. Dr. Zulela, M.S.,M.Pd, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta.
Ada yang unik di tempat ini. Tak jauh dari pemukiman, terdapat sebuah sekolah yang disebut sebagai sekolah bagi anak-anak pemulung bernama Sekolah Buah Ati. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, sekolah ini menerapkan kebijakan membayar SPP dengan menggunakan sampah. Sampah yang telah dikumpulkan dibawa ke bank sampah untuk ditukarkan dengan uang. Sekolah ini memang dibentuk atas inisiatif para warga dan PKK setempat untuk meningkatkan mutu Pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Anak-anak dikelompokkan sesuai jenjang usia mulai dari paud sampai sekolah dasar. Para guru nya pun ada yang berlatar belakang pendidikan guru, mahasiswa dan ada juga yang ibu rumah tangga. Di sekolah ini, jumlah siswanya sudah mencapai 85 siswa dan total guru berjumlah 12 orang.
Berdasarkan penelusuran dan observasi, penguasaan kurikulum yang ada di sekolah ini perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam hal menyusun perangkat pembelajaran. Para guru belum memahami betul format penyusunan RPP 1 lembar seperti yang sedang in sekarang ini. Hal itu sesuai dengan arahan Mendikbud Nadiem Makarim yang tertulis dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP.
Di dalam edaran tersebut dijelaskan, RPP cukup satu lembar saja dimana komponen inti yang harus dimuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru, ada tiga yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan asesmen atau penilaian. Namun, yang perlu digarisbawahi, sampai saat ini Kemendikbud belum pernah membagikan Permendikbud tentang format RPP 1 lembar yang baku. Jadi tidak ada format RPP resmi dari pemerintah.
Berimbas dari adanya peraturan di atas, dikhawatirkan pembelajaran menjadi lepas, terjun bebas sesuai dengan persepsi guru masing-masing. Demi berlangsungnya pelaksanaan proses pembelajaran yang optimal, sebagai guru, dosen atau praktisi lainnya perlu melakukan 3 hal (merencanakan, melasanakan di kelas perencanaan yang telah dibuat, kemudian mengevaluasi ketercapaian tujuan pembelalajaran yang telah dilaksanakan). Dengan demikian, RPP yang dibuat harus bertitik tolak dari Kurikulum yang berlaku pada jenjang sekolah yang akan diampu. Jadi bukan berarti RPP yang dibuat hanya mementingkan jumlah halaman atau lembar yang dihasilkan tanpa memperhatikan komponen-komponen di dalamnya.
Pada hari Jumat 14 Agustus 2020, tim pengabdian masyarakat dosen yang terdiri dari Prof. Dr. Zulela, M.S.,M.Pd, Vina Iasha, M.Pd, Yulia Siregar, M.Pd, Uswatun Hasanah, M.Pd, Jatu Wicaksono, S.Pd, dan Alrahmat Arif, S.Pd mengadakan kegiatan pelatihan terhadap para guru di sekolah Buah Ati, Wilayah Kabupaten Bekasi. Pelatihan ini diikuti 56 guru dan bertempat di Sekolah Buah Ati, Tambun, Kabupaten Bekasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap guru sekolah tersebut dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang praktis, sistematis, dan bermutu. Kegiatan ini mengusung tema “Menyiapkan RPP Praktis, Sistematis, dan Bermutu Bagi Peserta Didik Sekolah Dasar ”. Dalam hal ini, RPP praktis dan sistematis bukan berarti RPP yang hanya dibuat dengan satu halaman / 1 lembar melainkan RPP yang dibuat berdasarkan langkah penyusunan yang sistematis dan ilmiah sehingga pembelajaran menjadi terarah dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Prof. Dr. Zulela, M.S., M.Pd, selaku narasumber mengatakan bahwa dalam menyusun RPP, kita harus memperhatikan beberapa komponen antara lain indikator, langkah pembelajaran dan evaluasi yang ditentukan. Seringkali guru hanya merumuskan indikator namun tidak diintegrasikan ke dalam langkah pembelajaran dan tidak terukur dalam evaluasi. Hal ini yang mengakibatkan opini bahwa RPP hanya dokumen saja dan tidak diimplementasikan secara optimal. Padahal RPP berbasis Kurikulum 2013 harus mencakup pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan terintegrasi dengan pendekatan saintifik sehingga perencanaannya memang harus optimal. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan harus terpusat pada siswa dengan menerapkan model discovery learning dimana siswa diajak untuk bereksplorasi menggali pengetahuan secara bebas sehingga mereka dapat mengkontruksi suatu makna dan konsep secara mandiri.
Kegiatan pengabdian ini tidak hanya berupa paparan materi saja tetapi tim pengabdian juga mengadakan pendampingan guru dalam mengembangkan RPP praktis, sistematis. dan bermutu. Setelah kegiatan selesai, tim pengabdian meninjau lingkungan sekitar sekolah yang kemungkinan dapat dijadikan media pembelajaran bagi peserta didik. Kami diajak mengelilingi lingkungan setempat seperti sungai Rindu dan diberikan waktu untuk mewawancarai para guru di sekolah tersebut.
Sungguh motivasi guru di sana dan keinginannya untuk maju dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut sangatlah tinggi. Hal ini terbukti dari jumlah para peserta pengabdian yakni para guru dan mahasiswa sekitar yang semangat mengikuti pelatihan ini. Semoga dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan solusi bagi para praktisi Pendidikan terutama bagi para pendidik di sekolah Buah Ati dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang praktis, sistematis, dan bermutu bagi peserta didik sekolah dasar.