oleh

Setelah Dilantik, Duo Amran Wajo Langsung Kerja di Hari Libur

FOKUSBERITA – Hari pertama setelah dilantik sebagai Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Wajo ,Sabtu, 16/2/2019 seharusnya menjadi hari libur bagi duo Amran. Namun mereka mengisi hari tersebut dengan mengunjungi lokasi pusat kawasan pertanian terpadu Kabupaten Wajo.

Bupati Wajo, Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos, Msi dan Wakil Bupati Wajo, H Amran, SE tiba di lokasi sekitar jam 4 sore. Mereka langsung mendatangi sumber air kawasan pertanian terpadu di Mabbuccu Ulue, Kelurahan Uraiang, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.

Pada acara ini Ir. Muhammad Ashar, kepala dinas pertanian Wajo memaparkan beberapa detail dari rancangan tata letak dan jenis tanaman. Rancangan ini dijadikan pilihan pengembangan di lokasi pertanian terpadu tersebut. Lokasi pencetakan sawah sebagai tempat percontohan kegiatan pertanian juga ditentukan. Pemetaan lokasi peternakan bahkan penginapan dan tempat pertemuan untuk peserta Diklat juga akan masuk dalam pemetaan.

“Untuk jenis tanaman hortikultura akan dipilih tanaman yang bernilai ekonomis yang cocok dengan kondisi lahan,seperti mangga atau rambutan. Dan pengembangan rumput gajah untuk mendukung ketersediaan pakan peternakan sapi, ” jelas Kadis Pertanian.

Sedangkan Bupati Wajo pada kesempatan ini memaparkan sistem pertanian dan peternakan terpadu. Program ini adalah salah satu program unggulan yang masuk dalam program 100 hari kerjanya.

“Kawasan ini bisa menjadi tempat belajar, tempat melihat dan mencontoh. Agro wisata bahkan menjadi spirit bagi petani-petani kita,” kata Amran Mahmud.

Lanjut Bupati Wajo, Mabbuccu Ulue bisa menjadi tempat edukasi kelompok-kelompok tani dari setiap desa di Kabupaten Wajo. Di kawasan ini petani belajar bertani dengan sistematis yang dibimbing oleh para pakar dan ahli pertanian yang sengaja didatangkan ke pusat kawasan pertanian terpadu.

Setiap petani juga akan melihat proses pengembangan peternakan sebagai pilihan kegiatan tambahan yang bisa dipadukan dengan kegiatan pertanian. Sementara potensi-potensi mahasiswa juga bisa digunakan untuk membina para petani.

“Kalau kawasan terpadu ini bisa sukses. Diharapkan juga kedepannya akan ada tempat seperti kawasan ini akan muncul di beberapa tempat di Wajo,” jelas Bupati Wajo.

Menurut Bupati Wajo, jika sistem pertanian ini bisa diterapkan oleh petani, ia yakin petani bisa memiliki pendapatan harian, mingguan, pendapatan musiman. Bahkan bisa memiliki penghasilan jangka panjang untuk menunjang hari tuanya.

Dengan suksesnya pertanian, diharapkan petani-petani di Wajo akan bangga menjadi seorang petani. Anak-anak mereka tidak perlu bertumpuk- bertumpuk lagi menjadi pegawai honor di berbagai instansi. Anak-anak mereka akan bangga jadi petani karena bertani memiliki penghasilan yang layak.

“Selama 6 bulan sejak terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati, kami sudah mengajak banyak perusahaan dan stake holder untuk menjadi motivator. Agar petani dan pertanian kita betul-betul terayomi,” ujar Amran Mahmud.

Pimpinan Duo Amran optimis, Wajo masih memiliki lahan tidur yang luas. Lima tahun kedepannya mereka akan berusaha agar tidak ada lagi lahan kosong. Pemanfaatan lahan tidur ini bisa mendorong peningkatan pendapatan para petani, apabila dikelola dengan cara seksama. Apabila ada lahan yang tak bisa digarap oleh pemiliknya. Mereka bisa meminjam lahan kepada pemiliknya tersebut untuk dikelola dengan sistem bagi hasil.

“Kita harus mengupayakan lahan tidur ini menjadi produktif,” tegas Bupati Wajo.

Sedangkan dalam kesempatan ini Wakil Bupati H. Amran SE menitik beratkan peran serta para pegawai untuk menjadi pendamping keberhasilan pertanian.

“Kita harus pro aktif untuk mewujudkan program pertanian kita ini. Peran serta penyuluh pertanian dan peternakan sebagai ujung tombak pembimbing dan pendamping untuk kesuksesan petani kita harus dipertajam lagi. Sistem ekonomi pendukung pertanian kita juga harus kita perbaiki. Pengusaha-pengusaha dalam bidang pertanian kita harapkan bermunculan dari masyarakat kita sendiri,” jelas Wakil Bupati Wajo.

Sementara dalam sesi tanya jawab,  Bupati Wajo menambahkan masalah tentang pupuk hampir tiap tahun ada. Penyaluran pupuk ke petani perlu ada pengaturan yang jelas antara peruntukan pertanian, perkebunan dengan untuk perikanan.

“Apabila harga komoditi pertanian anjlok, maka pemerintah harus muncul dalam mengatasi masalah tersebut dengan membeli dengan harga yang normal. Ini tentu melalui kerjasama dengan lembaga keuangan. Pemerintah dengan regulasinya harus bisa menjaga kestabilan harga hasil panen petani,” tegas Amran Mahmud.

Menanggapi permintaan traktor empat roda untuk setiap kelompok tani, Bupati Wajo menjelaskan bahwa traktor dengan harga 400 juta per unik ini cukup, dengan sistem bergilir. Pengaturannya harus tertib, jangan dimonopoli.

“Untuk sukses, segala sesuatu harus dengan kerja keras dan sungguh-sungguh. Dan yang paling penting adalah kerja harus ikhlas,” tutup Amran Mahmud. (FAR)

Loading...

Baca Juga