oleh

Pemuda Indonesia Harus Cinta Literasi Agar Terhindar Dari Hoax

FOKUSBERITA – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) mengadakan Sarasehan dan Deklarasi. Mengangkat tema ‘ Pemuda Indonesia Membangun Bangsa’ di Menteng Jakarta Pusat, Sabtu Sore, (10/11/2018), yang dihadiri oleh seratusan elemen pemuda.

Hadir sebagai pembicara adalah: KBP Ratno Kuncoro, SIK Kasubdit Keamanan Khusus Baintelkam Polri, Najih Prasetyo, Ketua Umum DPP IMM, Juventus Prima Yoris Kago, Ketua Presidium PP PMKRI dan Robaytullah Kusuma Jaya, Ketua Umum DPP GMNI.

“Kita perlu studi banding keluar negeri, untuk melihat kondisi negara- negara yang jauh lebih miskin dan tertinggal dari Indonesia agar kita bersyukur hidup di Indonesia. Perlu mencontoh negara- negara maju agar kita bisa tertib dan disiplin. ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) itulah motto yang saya terapkan selama tugas diberbagai negara,” papar KBP Ratno Kuncoro.

Najih prasetyo selaku Ketua Umum DPP IMM mengatakan bahwa bangsa Indonesia didirikan dalam konteks yang berbeda-beda tetapi mempunyai cita-cita yang sama. Indonesia adalah negara yang multi kulturalisme. Konflik yang terjadi sebenarnya bukanlah masalah agama tapi konflik kepentingan, agama ditarik untuk kepentingan politik, alat untuk merebut kekuasaan. Sebagai generasi muda jangan mudah percaya dengan orang- orang yang memiliki kepentingan politik. Lalu menjadikan agama sebagai alat untuk menjatuhkan lawan politiknya.

“Generasi milenial gampang terpengaruh berita Hoax karena malas membaca. Cenderung menerima segala informasi dari media sosial,” imbuhnya.

“Indonesia menemukan sendiri kultur hidup serta karakter bangsa. Kita sudah biasa hidup dengan berbagai suku, agama dan pancasila sebagai perekat bangsa,” ujar Ketua PMKRI Juventus Prima.

Robaytullah Kusuma Ketua Umum DPP GMNI juga menyampaikan pesan agar generasi mudah tidak mudah terjebak hoax. Diperlukan keterlibatan pemerintah agar generasi mudah mengerti pentingnya literasi.

“Sebagai generasi muda milenial kita harus mampu memfilter semua informasi yang kita terima. Mana yang hoax dan mana yang fakta. Generasi muda harus melek literasi agar dapat melihat situasi dan bagaimana solusinya. Pemerintah diharapkan dapat mengkombinasikan informasi konvensional dan digital sehingga mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat,” pungkasnya. (NVD)

Loading...

Baca Juga